Skip to main content

Menjadi mahasiswa PR bukan sekadar duduk di kelas dan menghafal teori. Jika ingin sukses di dunia komunikasi, kamu harus punya pengalaman nyata. Salah satu cara terbaik? Ikut kompetisi nasional! Selain mengasah keterampilan, ini juga bisa jadi tiket emas memperluas jejaring profesional.

Seperti yang dilakukan Tim Spill the Tree (Tibr, Almi, dan Zachra) dari Vokasi Humas Universitas Indonesia (UI). Mereka baru saja mencetak prestasi luar biasa dengan meraih juara pertama di Bandung Public Relations Convergence: Strategy Marketing Communication National Competition, ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Perhumas Muda Bandung. Mengusung kampanye edukasi tentang konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih dalam program NutriRoad: One Step Closer to a Healthier Life, mereka berhasil mencuri perhatian juri dengan strategi komunikasi yang inovatif.

Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras tim, dan saya merasa beruntung bisa mendampingi mereka. Ini bukan kali pertama mereka ikut kompetisi. Tahun lalu, mereka ikut dan kalah, tapi mereka nggak patah arang. Mereka belajar dari kekalahan, memperbaiki strategi, dan kembali dengan lebih kuat. Sekarang mereka bukan hanya masuk final, tetapi berhasil meraih juara 1.

Menurut Tibr, ketua Tim Spill the Tree, keberhasilan mereka tidak lepas dari strategi yang matang. “Kami benar-benar memanfaatkan data sebagai dasar strategi. Analisis data yang kuat membantu kami menemukan pesan kunci yang tepat dan memilih medium komunikasi yang sesuai. Selain itu, kami menambahkan gimmick kreatif seperti maskot agar pesan lebih mudah diingat,” ungkapnya. Tibr juga menekankan pentingnya public speaking saat presentasi. “Kami membagi slide dengan strategis, memastikan setiap anggota tim tahu bagian masing-masing, dan selalu siap saling back-up jika ada yang lupa. Kami latihan setiap hari, bahkan semalam sebelum tampil masih rehearsal hingga tengah malam,” tambahnya.

Dalam kampanye ini, Tim Spill the Tree menjalankan Education Roadshow dan Local Media Roadshow untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pola makan sehat. Mereka juga memperkenalkan maskot edukatif Gugu, Lala, dan Rara (Gulara), yang sukses menarik perhatian juri karena pendekatan kreatifnya dalam menyampaikan pesan kesehatan.

Juri pun memberikan apresiasi tinggi atas pencapaian tim ini. Aqsath Rasyid Naradhipa, CEO NoLimit, menilai penggunaan data dan maskot dalam kampanye ini sangat efektif. “Strategi berbasis data membuat pesan lebih tepat sasaran. Maskot Gulara juga unik dan mudah diingat, mungkin ke depannya bisa lebih kuat dengan tambahan jingle atau elemen lain,” ujarnya. Haryadi Mujianto dari Perhumas menambahkan, “Dari awal saya sudah tertarik dengan ide mereka. Presentasinya luar biasa, dan saya yakin sejak awal mereka akan jadi juara.”

Kisah sukses ini jadi bukti bahwa mengikuti kompetisi PR bukan hanya soal menang atau kalah, tetapi juga tentang membangun portofolio, mengasah keterampilan, dan memperluas jejaring. Bagaimana menurutmu? Apakah kompetisi PR bisa benar-benar membuka peluang karier? Yuk, diskusi di kolom komentar!

//
Kami siap menjawab pertanyaanmu. Tanyakan saja.
👋 Hola, Apa yang bisa kami bantu?